BUMN Tower adalah proyek arsitektur yang dirancang untuk menjadi ikon kemajuan Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN). Memiliki tinggi 700 meter dengan 138 lantai, menara ini diproyeksikan menjadi gedung tertinggi di Asia Tenggara.
Lebih dari sekadar pencakar langit, BUMN Tower mengusung enam visi utama yang mencakup sustainability, public space, dan advanced technologies.
1. Menara Tertinggi di Asia Tenggara
Menara ini dirancang untuk mencapai ketinggian yang mengesankan namun tetap ideal, menjadikannya bukan hanya simbol kebanggaan, tetapi juga pusat inovasi level global. Dengan 138 lantai, BUMN Tower akan menjadi landmark yang mempromosikan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan IKN.
2. Menciptakan Positive Revenue
Mega kompleks ini dirancang untuk memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang dapat menarik pendapatan, seperti Digital Hub, MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition), retail mall, hotel mewah, dan pusat kolaborasi. Selain itu, terdapat fasilitas hiburan seperti World-Class Museum, Cultural Centre, Entertainment Centre, dan Performance Centre yang mendukung ekonomi kreatif serta pariwisata.
3. Area Experience Pengunjung dan Hiburan
BUMN Tower menghadirkan experience pengunjung yang luar biasa dengan Observation Deck di puncak menara yang menawarkan pemandangan panorama kota baru IKN. Kompleks ini juga dilengkapi Waterfront F&B, pusat perbelanjaan di Retail High Street, serta underground plaza yang berfungsi sebagai area transit dan interchange metro.
4. Ruang Publik yang Besar
Kompleks BUMN Tower mengedepankan ruang publik yang luas dan inklusif, memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, bersosialisasi, dan berinteraksi. Ruang ini juga mencerminkan semangat kolaborasi melalui Collaboration Space Bridge, sebuah jembatan ikonik yang menghubungkan dua menara dan menjadi simbol persatuan BUMN.
5. Transit Oriented Development (TOD)
BUMN Tower terintegrasi dengan sistem transportasi yang efisien. TOD menciptakan aksesibilitas yang mudah bagi pekerja, wisatawan, dan pengunjung, menjadikan menara ini pusat aktivitas yang terhubung dengan transportasi publik seperti metro dan busway, meminimalkan ketergantungan pada kendaraan pribadi.
6. Energi Terbarukan: Mewujudkan Sustainability
Salah satu inovasi terdepan dari BUMN Tower adalah penggunaan energi terbarukan yang mampu mencukupi 75% kebutuhan energi menara. Solar Farm, Great Canopy, dan turbin angin menjadi salah satu solusi yang diadopsi untuk memaksimalkan visi keberlanjutan energi. Ini sejalan dengan visi Indonesia sebagai pusat smart city yang ramah lingkungan.
Desain yang Terinspirasi dari Kemakmuran Nusantara
Desain BUMN Tower terinspirasi dari bentuk padi, simbol kemakmuran rakyat Indonesia. Bentuk menara yang menyerupai ikatan padi melambangkan kesatuan berbagai perusahaan BUMN yang bersinergi untuk memajukan Nusantara. Jembatan penghubung di tengah menara berfungsi sebagai ruang kolaborasi, melambangkan persatuan dan kerja sama di antara perusahaan-perusahaan BUMN.
Ruang Kantor yang Fleksibel
Menara ini juga menawarkan ruang kantor fleksibel dengan core utama dan kolom perimeter yang memaksimalkan penggunaan ruang. Pola gigi gergaji pada tepian menara menyediakan area yang ideal untuk kantor yang memerlukan privasi, sedangkan area tanpa kolom cocok digunakan sebagai ruang pertemuan dan kolaborasi.
Hotel Mewah dengan Pemandangan Luar Biasa
Di puncak menara, terdapat hotel mewah yang menawarkan pemandangan kota IKN yang spektakuler. Unit kamar dan suite ditempatkan di perimeter bangunan dengan grand atrium di tengah, menawarkan suasana megah dan modern.
Karya Alien Design Consultant
BUMN Tower bukan hanya menara tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga simbol dari inovasi, keberlanjutan, dan kemakmuran Nusantara. Desain karya Alien Design Consultant yang berkolaborasi dengan Atkins ini terinspirasi dari padi dan integrasi energi terbarukan yang menjadikan proyek ini salah satu pencapaian besar dalam dunia arsitektur modern Indonesia, sekaligus membuka jalan bagi masa depan smart cities di seluruh dunia.
Comments